Pengertian, Bagian-bagian dan Cerita tentang Sad Atatayi
Blogrebahan.my.id - Halo teman-teman, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang materi Sad Atatayi. Kita akan membahas mengenai pengertian dan bagian-bagiannya. Yuk langsung saja ke materinya.
Pengertian Sad Atatayi
Sad Atatayi terdiri dari kata sad dan atatayi. Sad berarti enam dan Atatayi berarti cara melakukan pembunuhan. Dengan demikian, sad atatayi berarti enam cara untuk melakukan pembunuhan yang kejam.
Dalam Veda sebagai Kitab Suci Hindu telah memberikan tuntunan tentang Ahimsakarma, yaitu larangan untuk untuk melakukan pembunuhan terhadap sesama makhluk hidup dengan alasan balas dendam dan kemarahan. Dalam ajaran Ahimsakarma, membunuh manusia ataupun membunuh seekor semut berarti melakukan karma buruk yang pasti akan dipetik buahnya di kemudian hari.
Bagian-Bagian Sad Atatayi
- Agnida
- Visada
- Atharva
- Sastraghna
- Dratikrama
- Raja Pisuna
Agnida adalah cara membunuh orang dengan cara membakar rumahnya sehingga orang yang ada dalam rumahnya mati terpanggang. Contohnya adalah teroris yang melakukan pengeboman sehingga orang-orang terbakar oleh bom yang meledak.
Visada adalah membunuh dengan menebarkan racun pada makanan yang dikonsumsi oleh korban. Menurut kepercayaan masyarakat ada dua jenis racun, yaitu racun yang dapat dilihat dengan kasat mata berupa zat kimia dalam bentuk arsenik yang cepat larut dalam makanan atau minuman sehingga tidak dapat dilihat mata.
Jenis racun yang kedua adalah racun yang bisa dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu magic atau kekuatan supranatural. Di Bali, jenis racun semacam ini disebut dengan cetik.
Atharva adalah cara membunuh dengan mempergunakan ilmu hitam. Secara antropologi fenomena ini ternyata ada di seluruh masyarakat dunia baik yang tergolong sudah mempunyai peradaban maju maupun yang masih tergolong primitif.
Sastragna adalah membunuh dengan cara membabi buta atau mengamuk. Tragedi pembunuhan siswa taman kanak-kanak di Amerika Serikat adalah contoh dari Sastraghna.
Dratikrama adalah membunuh dengan cara melakukan perbuatan memperkosa, sehingga menghancurkan masa depan seseorang. Selain itu hal ini juga akan merusak mental dari korban yang terkena pemerkosaan.
Raja Pisuna adalah membunuh dengan melakukan fintah. Perbuatan memitnah ini sesungguhnya lebih kejam dari melakukan pembunuhan.
Cerita tentang Sad Atatayi
Di dalam Kitab Sabha Parwa, salah satu episodenya menceritakan upaya keras para Kurawa untuk menghabisi keluarga Panca Pandawa. Panca Pandawa terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa. Sementara satus kurawa terdiri dari Duryodana dan adiknya yang berjumlah 99 orang.
Berbagai macam cara sudah dilakukan untuk membunuh Panca Pandawa, tetapi semua tidak berhasil karena Panca Pandawa selalu mendapatkan pertolongan dari Para Dewata. Mereka mendapatkan pertolongan Dewata karena mereka baik hati, sopan santun, disiplin belajar, dan pemberani dalam menghadapi masalah. Atas bujukan Sengkuni, paman dari Duryodana atau kakak dari Permaisuri Gandari merekayasa agar Panca Pandawa menghadiri upacara Durgapuja di luar kota kerajaan.
Dengan licik, Sangkuni yang dibantu oleh rakyat Kerajaan Gandara membangun sebuah istana megah dan indah, tetapi bahannya terbuat dari kardus. Istana kardus ini dipersiapkan untuk menginap Panca Pandawa ketika mengikuti upacara Durgapuja.
Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah rombongan Panca Pandawa ini ke tempat dilaksanakan upacara. Semua berjalan lancar, tidak ada yang aneh dan tidak ada kendala yang dihadapi. Setelah upacara berlangsung, maka beristirahatlah Panca Pandawa dengan istrinya Dewi Drupadi di dalam istana kardus dengan tidak merasa curiga.
Kecurigaan mulai muncul ketika tengah malam tiba, karena semua pintu terkunci dari luar. Kemudian, Bima dengan kekuatan kuku Pancanakanya menggali lubang di bawah rumah kardus yang tembus sampai ke hutan. Keluarga Panca Pandawa ini bergegas meninggalkan rumah kardus melalui lubang terowongan yang dibuat oleh Bima.
Begitu sampai di hutan, dengan cepat rumah kardus itu terbakar karena dibakar oleh anak buahnya Sengkuni, Raja Gandara. Pada saat pagi tiba, mereka semua pura-pura bersedih mengenang keluarga Pandawa yang dikiranya sudah hangus terbakar bersama istana kardus itu.
Pesan dari cerita ini adalah jangan berusaha membunuh orang lain dengan cara apapun juga. Dosanya sangat besar bagi mereka yang melakukan pembunuhan terhadap orang lain, selain terancam hukuman sampai 20 tahun di dunia.
Cara Menghindari Diri dari Sad Atatayi
Berikut adalah sepuluh cara menghindari diri dari Sad Atatayi adalah
- Selalu mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi, para dewa, dan leluhur melalui berbagai media upacara keagamaan.
- Selalu mendengarkan, memahami, dan melaksanakan ajaran Guru, terutama Guru Rupaka, Guru Pengajian, dan Guru Wisesa.
- Melakukan tirta yatra secara teratur setahun sekali.
- Rajin mengikuti kegiatan keagamaan, seperti latihan Dharmagita, latihan tarian keagamaan Hindu, latihan gamelan, Dharmawacana, atau Darmatula.
- Selalu memperhatikan teman dekat kita agar terhindar dari pergaulan yang buruk.
- Olah raga dan istirahat secara teratur
- Melakukan tapa, brata, yuga, dan samadi dengan tertib.
- Latihan melakukan kebaikan dari hal yang paling sederhana.
- Selalu melakukan kebaikan.
- Hidup sejahtera, makmur, dan damai.
Itu tadi artikel mengenai sad atatayi, semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan silahkan tanyakan di kolom komentar dibawah, jangan lupa share dan bagikan artikel ini jika menurutmu bermanfaat.