Salah Sambung - Sebuah Cerita Pendek
Rabu, 09 September 2020
Rabu, 09 September 2020
Cerita pendek
"Selamat datang sayang," sambut Veronica pada anaknya. "Bagaimana jika kau membantuku memasak makan malam?"
"Tentu," ucap anak itu. Ia menghampiri Veronica Dan mencuci tangannya sebelum memilah sayuran.
"Apa yang akan kita masak, Bu?"
"Kita akan memasak sup sayuran dan daging," jawab Veronica.
"Ambil panci dan didihkan airnya, Ibu akan menelepon tukang daging agar mengantar daging yang telah ku pesan sekarang," perintah Veronica kepada anaknya.
"Baik, bu" Jawab anaknya.
Veronica keluar dari dapur dan mengambil ponselnya yang ada dikamarnya. Ia menekan nomor telepon dan menempelkan ponsel itu ke telinganya.
Ia menunggu beberapa saat hingga seseorang menjawab panggilannya.
"Halo?" ucap seorang wanita di seberang sana.
"Veronica Williams berbicara, bolehkah aku berbicara dengan tuan Wilbert sang penjual daging?"
Veronica tidak mendengar jawaban dari wanita tersebut. Setelah beberapa lama, ia mendengar isak tangis samar dari wanita tersebut. Veronica sangat dibuat bingung karenanya.
"Maafkan aku, mungkin aku salah sambung."
Veronica berniat menutup panggilannya ketika wanita di seberang sana berteriak secara tiba-tiba.
"Tunggu!"
Veronica mendengarkan ponselnya kembali.
"Aku mohon.. Tolong.. Selamatkan.."
Sebelum wanita itu dapat menyelesaikan kalimatnya, Veronica terkejut karena mendengar suara ledakan dari arah dapur. Ia langsung berlari meninggalkan ponselnya. Di dalam hatinya ia berdoa agar tidak terjadi apa-apa terhadap anaknya.
Sampai di depan pintu dapur, asap hitam pekat sudah memenuhi seisi dapur. Veronica terus memanggil nama anaknya tetapi tidak ada jawaban dari anaknya. Dia terus masuk menembus kepulan asap hingga kakinya menyentuh sesuatu. Ketika ia melihat apa yang ada di dekat kakinya. Ia sungguh terkejut karena itu adalah mayat anaknya.
Kondisinya sangat mengenaskan. Hampir diseluruh tubuhnya terdapat luka bakar dan seluruh wajahnya tertutup dengan bekas menhitam dari ledakan tersebut.
Di hari selanjutnya, setelah memakamkan jenazah anaknya. Ia mendapat berita dari kepolisian, bahwa kejadian itu adalah murni kecelakaan. Terdapat kebocoran dari tabung gas dan ketika anaknya menyalakan kompor untuk memasak air. Pemantiknya menyulut gas dan menyebabkan ledakan.
Veronica dan suaminya sangat terpukul dengan kejadian itu. Tak satupun dari mereka bisa menerima hilangnya anak tunggal mereka tercinta. Seiring berjalannya waktu, mereka memutuskan untuk bercerai. Mereka menjual rumah mereka dan membeli rumah mereka sendiri-sendiri. Lima tahun kemudian, Veronica duduk sendirian di rumah barunya, menonton TV ketika dia mulai berpikir tentang kematian anaknya. Dia tidak bisa percaya bahwa dia telah pergi selama 5 tahun.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Dia melompat dari kursinya, berjalan menuju ke meja didekatnya dan menyambar ponselnya.
"Halo?" Veronica menjawab panggilan itu. Dan dia mendengar jawaban dengan suara yang sangat familiar baginya.
"Veronica Williams berbicara, bolehkah aku berbicara dengan tuan Wilbert sang penjual daging?" Veronica sangat terkejut. Ia tidak bisa berbicara. Tiba-tiba ia merasa bahwa air mata turun dari pipinya dan ia menangis.
"Maafkan aku, mungkin aku salah sambung."
"Tunggu!" Veronica berteriak. Ia mengambil nafas dalam-dalam dan berbicara.
"Aku mohon.. Tolong.. Selamatkan.."
Veronica belum selesai mengucapkan kalimatnya dan terdengar suara ledakan yang keras dari seberang telepon. Dan sambungan telepon itu langsung terputus.
"Aku mohon, tolong selamatkan dia dari ledakan itu!" Veronica berteriak dengan sekuat tenaga.
Dia mencoba menelepon nomor itu lagi dan lagi, tapi yang ia dapat hanya pesan rekaman yang mengatakan bahwa nomor itu tidak lagi dalam pelayanan.